Selama ini
limbah ampas tahu belum dimanfaatkan secara maksimal. Ampas tahu lebih banyak
digunakan sebagai pakan ternak (sapi dan babi) atau bahkan dibuang begitu saja.
Padahal ampas tahu memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan bisa diolah
menjadi makanan yang lezat dan aman dikonsumsi.
Komposisi Kimia Ampas Tahu: Kalori 414 kal,
Protein 26,6 g, Lemak 18,3 g, Karbohidrat 41,3 g, Kalsium 19 mg, Fosfor 29 mg, Besi 4,0
mg, Vit. B 0,20 mg, Air 9,0 g, (Sumber :
KLH, 2006). Dari data tersebut
diketahui bahwa kandungan terbanyak yang terdapat dalam ampas tahu adalah
karbohidrat, protein, dan serat kasar.
Protein
merupakan zat pembangun tubuh. Pada anak-anak protein sangat berperan untuk
perkembangan tubuh dan sel otaknya. Sedangkan pada orang dewasa protein dapat
membangun kembali sel-sel rusak apabila terjadi luka dan memar. Jadi protein
merupakan komponen yang penting untuk otot, kulit, tulang, dan tubuh secara
keseluruhan.
Ampas tahu
mengandung jamur Blakeslea trispora yang dapat mengubah minyak kedelai
menjadi betakaroten. Zat tersebut merupakan pro vitamin A yang dapat diubah
menjadi vitamin A dalam tubuh manusia. Betakaroten adalah salah satu senyawa
yang ampuh melawan radikal bebas, serta menjauhkan tubuh dari sel kanker
(terutama kanker prostat), efek buruk rokok dan polusi udara serta membantu
meningkatkan kekebalan tubuh. Ampas tahu juga mengandung antioksidan yang
berfungsi melindungi sel tubuh dari kanker kulit, diabetes mellitus, gagal
ginjal, penyakit kardiovaskuler, katarak, serta penuaan dini.
Rata-rata teknologi industry tahu yang dilakukan masih sederhana, sehingga tingkat efisiensi penggunaan air dan bahan baku masih rendah dan tingkat produksi limbahnya juga relatif tinggi. Kalaupun sudah ada yang mempunyai unit pengolahan limbah hasilnya juga ada yang belum sepenuhnya sesuai yang diharapkan. Hasil pengamatan Industri Tahu di dukuh Pesalakan, setiap harinya dihasilkan ampas tahu 60 kg, dengan harga Rp 2000 – 2500 /kg ampas tahu. Jadi jika ampas yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu ini 60 kg/hari hanya dihargai sekitar Rp. 20.000 sd 25.000. Jika ada 432 industri tahu, berarti ada 432 x 60 kg = 25.920 kg/hari. Kebanyakan para pelanggan mengambil sendiri ampas tahu dari lokasi produksi tahu secara langsung. Tidak semua pemilik industri tahu mengolah sendiri limbah padatnya, dan mengolah ampas tahu menjadi produk yang dapat dimanfaatkan kembali. Kandungan protein Ampas tahu yang masih tinggi, maka dimungkinkan untuk dimanfaatkan kembali menjadi kecap, taoco, tepung yang dapat digunakan dalam pembuatan berbagai makanan (kue kering, cake, lauk pauk, kerupuk, dll). Pada pembuatan kue dan aneka makanan, pemakaian tepung tahu tersebut dapat disubstitusikan ke dalam gandum. Pemakaian tepung ampas tahu sebagai bahan substitusi gandum mempunyai manfaat antara lain dihasilkannya suatu produk yang masih mempunyai nilai gizi dan nilai ekonomi serta lingkungan menjadi bersih.
ok deh
BalasHapus