Selasa, 29 Januari 2013

Kunjungan Natajaya dan Pendampingan Kelompok satu bag. 2


Minggu kedua, hari kedelapan, Senin, 28 Januari 2013

Awal minggu yang penuh semangat ditunjukkan oleh para mahasiswa KKN Vokasi UNIMUS. Mereka memulai kegiatan pada hari hari senin ini dengan berkunjung ke salah satu pengarajin tahu di rumah pak Diman, Pesalakan atas info dari pak Sami’un, kemudian ke kepala desa untuk meminta surat pengantar study banding ke pengrajin ‘tahu murni’, dan melanjutkan pendampingan di kelompok satu untuk yang kedua kalinya yaitu di rumah ibu Siti Khairiyah.
Saat di rumah pak Diman, mereka melihat proses pembuatan tahu yang sedikit berbeda, yaitu saat pencetakkan tahunya yang menggunakan secarik kain tanpa menggunakan alat cetakan dari kayu seperti pada umumnya. Dan uniknya juga, saat dicetak di tengah tahunya diberi koin agar membentuk lingkaran sebagai cirri khas dari tahu buatan sana. Tidak hanya itu, di sana juga kualitas kedelai yang digunakan sebagai bahan dasarnya lebih bersih sehingga hasil perasan yang berupa tahupun menjadi lebih putih dan bersih.
Melanjutkan kunjungan ke pengarajin tahu, kali ini mereka berupaya berkunjung ke salah satu pengrajin tahu yang cukup terkenal di Tegal, yaitu ‘Tahu Murni’. Tapi, sebelum ke sana, mereka ke balai desa untuk meminta surat pengantar study banding. Setelah sampai di sana, mereka malah diberi rekomendasi untuk kunjungannya ke pengarjain tahu ‘Nata Jaya’ saja, karena ini merupakan kakak dari ‘Tahu Murni’ dan sudah beberapa kali dijadikan study banding oleh beberapa lembaga pendidikan.kemudian mereka memutuskan untuk ke ‘Nata Jaya’.
Sesampainya di rumah produksi ‘Nata Jaya’, mereka langsung di sambut oleh beberapa karyawan kios sembago. Iya, pemilik ‘Nata Jaya’, yaitu bapak Andi …. Selain mempunyai pabrik tahu, juga memiliki kios sembago. Ketika bertemu dengan beliau, mereka sedikit canggung dan kurang dekat dalam penyampaian maksud mereka. Terkesan bahasa yang baku dan kurang akrab. Namun, setelah berbincang-bincang sedikit dengan beliau, tiba-tiba suasana berubah menjadi akrab dan santai obrolan mereka, itu gara-gara beliau melihat logo almamater mereka ada tulisan Muhammadiyah dan ternyata beliau dulu pernah aktif di Muhammadiyah saat di Jakarta. Mulai lah mereka melanjutkan diperlihatkan oleh beliau segala prestasi yang pernah diraih seperti pernah mendapat penghargaan UPAKARTI dari presiden Soeharto pada tahun 1995, UPAPRADANA dari Gubernur Jateng tahun 1994, dari Bupati Tegal tahun 1993 dll. Melihat begitu banyak presatasi yang telah beliau raih, mereka sangat antusias dalam mendengarkan setiap kata yang keluar dari pembicaraan beliau sampai akhirnya mereka diberi kesempatan untuk melihat proses pembuatan tahu di pabriknya yang terletak tepat di belakang rumahnya.
Saat melihat proses pembuatan tahu di pabriknya, mereka sempat terkesan karena berbeda dengan proses pembuatan tahu yang pernah mereka lihat sebelumnya terutama pada bahan bakarnya perebusan kedelainya, yaitu beliau menggunakan bahan bakar uap tidak menggunakan bahan bakar serbuk kayu. Dan peralatan yang beliau pakai merupakan bantuan dari Jerman langsung dan kata beliau juga ini meruapan system pembuatan tahu yang modern dan dapat menghasilkan tahu dengan kualitas lebih, baik dari segi rasa, kebersihan, dan gizi.
Tidak hanya ilmu pembuatan tahu yang kami dapat dari beliau, tapi yang paling penting adalah karakter, sikap, dan kesederhanaan beliau dalam menjalani hidup. Beliau dulunya merupakan ketua kordinator pengarajin tahu se-Indonesia dan sempat menjadi anggota dewan juga di Jakarta tepatnya di komisi C. Namun, itu semua tidak membuat beliau hidup bermewah-mewahan selayaknya para pejabat zaman sekarang. Beliau lebih memilih meninggalkan jabatan tersebut dan memilih berjualan tahu di Tegal. Bahkan bila melihat penampilan beliau secara langsung, kita pasti tidak akan menyangka kalau beliau merupakan sedikit orang yang pernah mendapat penghargaan istimewa dari presiden Soeharto. Karena beliau waktu ditemu oleh mahasiswa KKN Vokasi UNIMUS hanya memakai celana kolor pendek selutut dengan kaos yang udh terlihat lama. Tapi penampilan bukan lah segalanya, tapi yang terpenting adalah ketulusan ahti dalam menjalani hidup dengan penuh kesederhanaan, itu yang utama.
Setelah dari ‘Nata Jaya’, mereka melanjutkan ke rumah ibu Siti Khairiyah untuk pendampingan pemanfaatan ampas tahu untuk yang kedua kalinya. Dan kali ini mereka akan memasak cheese stik dan mie. Yang istimewa dari praktek kali ini adalah pembuatan mie yang sukses. Karena ini yang pertama kalinya dipraktekan dengan ibu-ibu dan langsung mendapat sambutan positif. Ibu-ibu bahkan menyukai rasa mie tersebut setelah para mahasiswa mengolahnya menjadi mie Jowo. Dan tak lupa cheese stik juga pada kesempatan kali ini juga sukses dan mendapat respon positif dari para peserta pelatihan. Dan akhirnya para mahasiswa menutup hari ini dengan penuh kebanggaan.

0 komentar:

Posting Komentar