Selasa, 29 Januari 2013

Mengisi Hari dengan Pengajian dan Pendampingan Kelompok Dua Bag. 2

Hari Ketujuh, Minggu 27 Januari 2013 :

            Hari Minggu merupakan hari di mana segala rutinitas kerja atau belajar kita singsikan sebentar untuk melakukan aktifitas lain sekedar untuk refreshing agar badan dan fikiran kembali jernih dan segar. Biasa refreshing bisa dilakukan dengan berlibur di pantai, pegunungan, kolam renang dan lain-lain. Tapi itu tidak dilakukan oleh para mahasiswa KKN vokasi UNIMUS di Adiwerna, mereka tetap konsisten melanjutkan pendampingan ibu-ibu kelompok dua untuk berlatih pemanfaatan ampas tahu menjadi berbagai macam makanan altenative yang bernilai jual tinggi.
Hari Minggu ini para mahasiswa memulai aktifitas lebih awal, atau bisa dibilang sangat awal. Karena mereka jam 05.15 harus sudah siap untuk pergi. Iya, mereka harus pergi memenuhi undangan dari Panti Asuhan Putri Zaenab Maskhuri dan itu merupakan salah satu AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) Cabang Adiwerna. Pada kesempatan kali ini, di sana terdapat pengajian rutin minggu keempat di setiap bulannya. Para karyawan, guru, pimpinan lembaga Muhammadiyah di Adiwerna wajib dating di acara tersebut. Yang mengisi pengajian kali ini adalah bapak Irfan dari Bumiayu.
Dalam tausiyahnya, beliau mengupas tentang salah satu pesan beliau pada saat khotbah dulu, yaitu (1) Perintah Tobat Sebelum Mati, (2) Jagalah Lima Perkara sebelum Lima Perkara, dan (3) Rajutlah hubungan antara kita dan Allah SWT dengan Dzikir dan Sodaqoh. Beliau cukup komunikatif dalam penyampaian tausiyahnya, ini dibuktikan dengan adanya tiga penanya pdalam pengajian tersebut salah satunya dari mahasiswa KKN vokasi UNIMUS bernama Ainur Ridlo. Pertanyaannya cukup menyelenting para karyawan AUM karena berkaitan dengan pengabdian mereka di Muhammadiyah. Pertanyaanya adalah tentang maksud dari pesan KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah) bahwa kita harus menghidup-hidupi Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadyah. Pertanyaan yang berhubungan erat dari para peserta yang mayoritas merupakan para karyawan di AUM.
Namun, bapak Irfan pun bisa menjawab dengan cukup jelas dari pertanyaan tersebut. Yaitu, yang penting adalah kita harus maksimal kepada Muhammadiyah baik dalam segi pemikiran, tenaga maupun finansial. Nantinya kita akan mendapat balasan berupa gaji (jumlahnya otomatis menyesuaikan dengan kondisi lembaga yang ada) itu merupakan hak kita. Karena jika kita sudah maksimal dalam pengabdian terhadap Muhammadiyah, sementara kita juga punya kelurga yang harus dinafkai dan kita tidak mendapat gaji. Otomatis bisa dibilang Muhammadiyah telah mendzalimi kita, begitu pula sebaliknya. Subhanallah.
Setelah mengikuti pengajian, para mahasiswa pulang sebentar ke posko untuk mempersiapkan diri datang ke rumah ibu Haini. Di sana mereka akan melakukan pendampingan pemanfaatan ampas tahu yang kedua untuk kelompok dua. Pada kesempatan kali ini mereka akan memasak dodol dan cheese stik yang kesemuanya dari bahan utama ampas tahu. Seperti biasa untuk dodol dikoordinir oleh Wahyu dibantu Samsul, Rohman dan untuk cheese stik dikoordinir oleh Cholis dan Mufid. Proses memasak pun dimulai.
Kali ini dodol sukses baik dalam tekstur, warna dan rasanya. Karena selain proses awalnya ada sedikit perubahan, yaitu tidak menggunakan santan kemasan tapi menggunakan santan dari kelapa langsung dan ampas tahunya diblender dulu sebelum dicampur dengan bahan lain menjadi adonan dodol. Sementara itu, untuk cheese stik kurang memuaskan. Walaupun menurut ibu-ibu peserta rasanya sudah cukup enak, tapi menurut Cholis dan beberapa mahasiswa lain, rasanya tidak seperti biasanya dan kurang asin. Tapi secara keseluruhan sudah cukup baik.
Dan hari ini, para mahasiswa mempunyai tambahan energi dalam melakukan pendampingan karena dosen pendamping kesayangan mereka, ibu Eny Winaryati datang lagi dari Semarang dengan membawa beberapa oleh yaitu nugget jamur tiram (Jamrut) buatan bu Aminah dan minuman secang yang hangat.
 

0 komentar:

Posting Komentar