Hari Minggu merupakan hari
di mana segala rutinitas kerja atau belajar kita singsikan sebentar untuk
melakukan aktifitas lain sekedar untuk refreshing agar badan dan fikiran
kembali jernih dan segar. Biasa refreshing bisa dilakukan dengan berlibur di
pantai, pegunungan, kolam renang dan lain-lain. Tapi itu tidak dilakukan oleh
para mahasiswa KKN vokasi UNIMUS di Adiwerna, mereka tetap konsisten
melanjutkan pendampingan ibu-ibu kelompok dua untuk berlatih pemanfaatan ampas
tahu menjadi berbagai macam makanan altenative yang bernilai jual tinggi.
Hari Minggu ini para
mahasiswa memulai aktifitas lebih awal, atau bisa dibilang sangat awal. Karena
mereka jam 05.15 harus sudah siap untuk pergi. Iya, mereka harus pergi memenuhi
undangan dari Panti Asuhan Putri Zaenab Maskhuri dan itu merupakan salah satu
AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) Cabang Adiwerna. Pada kesempatan kali ini, di
sana terdapat pengajian rutin minggu keempat di setiap bulannya. Para karyawan,
guru, pimpinan lembaga Muhammadiyah di Adiwerna wajib dating di acara tersebut.
Yang mengisi pengajian kali ini adalah bapak Irfan dari Bumiayu.
Dalam tausiyahnya, beliau
mengupas tentang salah satu pesan beliau pada saat khotbah dulu, yaitu (1)
Perintah Tobat Sebelum Mati, (2) Jagalah Lima Perkara sebelum Lima Perkara, dan
(3) Rajutlah hubungan antara kita dan Allah SWT dengan Dzikir dan Sodaqoh.
Beliau cukup komunikatif dalam penyampaian tausiyahnya, ini dibuktikan dengan
adanya tiga penanya pdalam pengajian tersebut salah satunya dari mahasiswa KKN
vokasi UNIMUS bernama Ainur Ridlo. Pertanyaannya cukup menyelenting para
karyawan AUM karena berkaitan dengan pengabdian mereka di Muhammadiyah. Pertanyaanya
adalah tentang maksud dari pesan KH. Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah) bahwa
kita harus menghidup-hidupi Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di
Muhammadyah. Pertanyaan yang berhubungan erat dari para peserta yang mayoritas
merupakan para karyawan di AUM.
Namun, bapak Irfan pun bisa
menjawab dengan cukup jelas dari pertanyaan tersebut. Yaitu, yang penting
adalah kita harus maksimal kepada Muhammadiyah baik dalam segi pemikiran,
tenaga maupun finansial. Nantinya kita akan mendapat balasan berupa gaji
(jumlahnya otomatis menyesuaikan dengan kondisi lembaga yang ada) itu merupakan
hak kita. Karena jika kita sudah maksimal dalam pengabdian terhadap
Muhammadiyah, sementara kita juga punya kelurga yang harus dinafkai dan kita
tidak mendapat gaji. Otomatis bisa dibilang Muhammadiyah telah mendzalimi kita,
begitu pula sebaliknya. Subhanallah.
Setelah mengikuti pengajian,
para mahasiswa pulang sebentar ke posko untuk mempersiapkan diri datang ke
rumah ibu Haini. Di sana mereka akan melakukan pendampingan pemanfaatan ampas
tahu yang kedua untuk kelompok dua. Pada kesempatan kali ini mereka akan memasak
dodol dan cheese stik yang kesemuanya dari bahan utama ampas tahu. Seperti
biasa untuk dodol dikoordinir oleh Wahyu dibantu Samsul, Rohman dan untuk
cheese stik dikoordinir oleh Cholis dan Mufid. Proses memasak pun dimulai.
Kali ini dodol sukses baik
dalam tekstur, warna dan rasanya. Karena selain proses awalnya ada sedikit
perubahan, yaitu tidak menggunakan santan kemasan tapi menggunakan santan dari
kelapa langsung dan ampas tahunya diblender dulu sebelum dicampur dengan bahan
lain menjadi adonan dodol. Sementara itu, untuk cheese stik kurang memuaskan.
Walaupun menurut ibu-ibu peserta rasanya sudah cukup enak, tapi menurut Cholis
dan beberapa mahasiswa lain, rasanya tidak seperti biasanya dan kurang asin.
Tapi secara keseluruhan sudah cukup baik.
Dan hari ini, para mahasiswa
mempunyai tambahan energi dalam melakukan pendampingan karena dosen pendamping
kesayangan mereka, ibu Eny Winaryati datang lagi dari Semarang dengan membawa
beberapa oleh yaitu nugget jamur tiram (Jamrut) buatan bu Aminah dan minuman secang yang hangat.
0 komentar:
Posting Komentar