Hari Keempat : Pada hari keempat ini, para mahasiswa mulai praktek dengan kelompok-kelompok kecil
yang telah dibagi pada saat pembukaan KKN vokasi hari senin, 21 Januari 2013. Mereka
praktek di dua tempat, yaitu di rumah ibu Siti di rumah ibu Sami’un (istri
bapak Sami’un, ketua paguyuban pengrajin tahu di daerah tersebut). Dan di rumah
ibu Siti akan memanfaatkan ampas tahu menjadi dodol dan nugget serta di rumah
ibu Sami’un akan mengolah ampas tahu menjadi selai beraneka ragam rasa dan
onde-onde ketawa.
Mereka
mulai berangkat dari posko sekitar jam 08.30 dengan begitu gagah penuh warna
biru karena mereka serempak memakai jas kebangaan, yaitu jas almamater biru
Universitas Muhammadiyah Semarang. Sesampainya di rumah ibu Siti, mereka sudah
ditunggu dan segera mulai membuat makanan dari ampas tahu.
Pada
awal mulai, mereka masih yakin dengan segala penakaran adonan maupun bumbu.
Kususnya untuk dodol karena sudah pernah dipraktekan waktu di Semarang. Untuk
dodol sendiri di koordinir oleh Wahyu dan Rangga. Mereka dengan kompak membuat
dodol dari ampas tahu. Sementara itu, untuk nugget ditangani oleh Rohman,
Colis, dan Gayuh. Walaupun ditangani oleh tiga mahasiswa, tapi tidak menjamin
nugget tersebut menjadi maksimal. Karena sebelumnya para mahasiswa belum pernah
latihan baik di Semarang maupun di posko, jadi waktu seesai membuat nuggernya,
hasilnya kurang sukses karena mereka lupa menaruh salah satu bahan di dalam
adonannya.
Setelah
selesai di rumah ibu Siti sekitar jam 12.30, mereka segera bergegas menuju ke
rumah ibu Sami’un karena ternyata ibu-ibu di sana sudah berkumpul menunggu.
Sesampainya di rumah ibu Sami’un, mereka langsung mempersiapkan segala
perlengakapan seperti memasang MMT, menyiapkan kompor gas di tengah-tengah
ibu-ibu yang membentuk setengah lingkaran, dan tak lupa bumbu-bumbu dalam
membuat selai dan onde-onde ketawa.
Di
sini segalanya lebih terkoordinir, diulai dengan ketua kelompok, Ridlo dalam
menkoordinir langsung para mahasiswa dalam melaksanakan segala tugasnya.
Seperti untuk selai, ditugaskan kepada Samsul, Gayuh, Wahyu, dan Rangga serta
untuk onde-onde ketawa ditugaskan kepada Cholis dan Mufid. Yang lainnya seperti
Andy, Rohman, dan Wawan menjadi kordinator di luar memasak seperti ke dapur dan
distribusi.
Antusias
ibu-ibu di sini sangat tinggi. Ini bisa dilihat dari ekspresi mereka dalam
memperhatikan segala gerakan dari para mahasiswa saat memasak. Selain itu, di
sini ujuga mayoritas ibu-ibunya meruapak pengrajin tahu, jadi mereka sangat
membutuhkan pengetahuan seperti ini, yaitu pengetahuan tentang pengolahan ampas
tahu menjadi makanan alternative dan bernilai jual tinggi. Palagi saat selesai
memasak, baik onde-onde ketawa maupun selai semuanya cukup sukses membuat para
peserta puas dengan rasanya.
Walaupun para mahasiswa sangat kecapekan karena harus memberikan pendampingan dua kali dalam sehari, tapi setelah melihat ekspresi ibu-ibu yang suka dengan hasil pengolahan mereka, secara spontan mengahpus segala kelelahan mereka. Apalagi setelah selesai dari rumah bu Sami’un mereka sempat dikasih oleh-oleh berupa beberapa tahu goreng…
0 komentar:
Posting Komentar